2012/08/30

Bagaimana jika?

Jika saja pagi tak datang lagi, masihkan kita akan bertemu?

Jika selamanya hanya ada gelap, dapatkah kita saling memandang?

Jika suatu saat ada jarak yang tak dapat terbantah, mungkinkah kita bisa saling merangkul?

Jika suatu saat tak ada lagi kita, saat yang ada hanya aku dan kamu, mungkinkah kita akan saling peduli dan memiliki?

Aku selalu berharap kita selamanya kita, namun dunia bukan milikku. Aku bisa berbuat apa?!
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Yang Aku Tahu Dalam Ketidaktahuanku

Apa yang kurasakan saat memandang wajahmu? Aku tidak tahu
Apa yang kurasakan saat melihat senyummu? Aku tidak tahu
Apa yang kurasakan saat menggenggam tanganmu? Aku tidak tahu
Apa yang kurasakan saat memelukmu? Aku tidak tahu
Apa yang kurasakan saat mendengar suaramu? Aku tidak tahu
Apa yang kurasakan saat menghirup aroma tubuhmu? Aku tidak tahu


Sepertinya saat itu mataku bahkan tak mampu berkedip dan melekatkan pandangan pada wajahmu
Sepertinya saat itu sesuatu menggelitiki hatiku hingga aku ikut tersenyum bersamamu
Sepertinya saat itu aku merasa jemarimu memang seharusnya berada di genggamanku, seperti gembok dan kuncinya
Sepertinya saat itu aku tak ingin melepaskanmu dan ingin menempatkanmu selalu dalam pelukanku
Sepertinya saat itu telingaku dimanjakan oleh senandung indah dari mulutmu, menyenangkan
Sepertinya saat itu aku tidak lagi menghirup udara, namun aromamu adalah sumber nafasku


Tidak tahu. Aku sungguh tidak tahu. Yang aku tahu pasti, aku mencintaimu.






Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

2012/08/25

Bimbang dan Harapan

Aku harap selamanya hanya ada senja, karena jingganya hangatkan hatiku.
Aku harap selamanya hanya ada malam, karena remangnya samarkan dukaku.

Aku harap selamanya akan bahagia, karena sangat lelah ku selalu terselubung duka.
Aku harap selamanya akan tersenyum, karena tanpa senyumku bukan bahagia.

Aku siapa? Berbicara tentang duka dan bahagia, seolah kumengerti kehidupan. Aku bagaimana? Hanya manusia biasa, itu mengapa aku penuh tanda tanya.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

2012/08/03

Rindu

Apakah rindu sesakit ini?
Rasa yang sungguh menyiksa
Seperti aku baru saja menelan bola raksasa dan itu tersangkut di dada

Aku butuh lega
Dimana akan kutemukan keleegaan itu?
Haruskah aku memaksa untuk tersedak agar bola rindu ini keluar dari dadaku?
Aku ingin menusuk bola rindu ini hingga habis tak berudara

Mereka berkata, tarik nafas panjang saja!
Maka aku menarik nafas panjang..
Saat ku hembuskan, sedikit kudapat lega
Namun tak berapa lama lega kembali pergi dan gumpalan rindu semakin terpilin menebal

Semakin aku menekan rinduku, semakin aku merasa rindu
Aku merapatkan gigiku, menahan gemeretaknya yang tertekan rinduku
Aku menutup mataku, menahan buncahan air mata kerinduan yang mungkin melanda
Aku menahan nafasku, menghindari aroma kerinduan yang begitu tajam
Aku memekakkan telingaku dari senandung rindu yang begitu merdu
Aku mematikan seluruh fungsi indraku dari sengatan rindu

Namun hatiku tak mau berkompromi
Hatiku yang berhasil menggerakkan bibirku hingga aku berkata,
"Aku Rindu..."

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

2012/08/02

Menanti Hujan Senja

Saat senja datang dan rintik hujan menyapa
Aku disini menikmati setiap sentuhannya di kulitku
Lalu kau datang membaur bersama setiap tetesnya, membawa ragu pada matamu
Aku merengkuhmu, meraihmu, menatap jauh ke dalam matamu
Tatapan apa itu? Tatapan itu sarat akan sesuatu
Aku tak bisa membacamu! Tatapan yang menjangkau terlalu dalam ke hatiku.
Rangkaikan kata untukku! Tenangkan hatiku! Aku gelisah...

Saat kamu ragu, aku tahu hujan akan mengalir di pelupuk mataku
Kamu harus pergi.
Kemana? Entahlah..

Kelak saat ku tak disini kau akan sendiri, katamu
Akhirnya aku tersenyum, mengalahkan kekosonganku
Maka pergilah.. Dan berjanjilah untuk kembali!

Anggukanmu memantapkan hatiku, aku percaya.

Esok matahari akan bersinar menghangatkan hatiku, aku tak apa-apa.
Esok senja akan datang mewarnai hariku, aku tak apa-apa.
Esok bulan dan gemintang akan menyapa di kegelapan malamku, aku tak apa-apa.
Dan rintik hujan akan menemani kesepianku, menunggumu.

Di suatu hari hujan yang sama, kau akan merengkuhku kembali sama seperti saat ini
Senyumanmu akan mengembang bagiku dan hatiku menyambutmu
Saat itu dunia kelabu ditutupi awan mendung, namun kita menciptakan lingkaran pelangi indah penuh warna dari hati kita

Suatu hari yang indah adalah senja ini
Sesaat kau menatapku..
Tatapan apa itu? Namun aku bisa membacamu
Tatapan yang penuh janji untuk menemani hari-hari
Aku tersenyum.
Aku bahagia saat kau kembali.

Hujan tak punya keberanian untuk menyentuhku, karena kita bergandengan di bawah payung yang sama.
Hujan senja ini.. Membawamu kembali.







Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
 
 
Copyright © Cerita Senja, Langit, dan Senyuman
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com