2015/07/07

Surat Cinta

Halo cinta pertama
Sosok yang paling tak mampu kusapa
Kita seperti puzzle yang kehilangan satu kepingannya
Sama-sama terluka namun tak ingin bercerita

Aku punya banyak coretan kata, dan kau mendominasinya
Abjad namamu terletak pada urutan keenam, namun aku sengaja sering melewatkannya
Namamu perpaduan lima huruf yang indah

Matamu menangkap ribuan gemintang,memenjarakannya dan terjebaklah aku yang menatapnya
Aku mengabadikannya dan selalu melihatnya, belum bosan bahkan setelah ribuan kali
Sesekali aku ingin berkaca disana, mungkin aku bisa membandingkannya dengan kejernihan telaga
Suatu hari nanti, ijinkanlah aku

Kita pernah bernyanyi bersama, ingatkah kau?
Saat ini lagu itu masih menjadi kesukaanku
Kita pernah berbagi canda bersama, ingatkah kau?
Saat ini belum ada hal yang membuatku sebahagia itu
Kau begitu mempesonaku, taukah kau?

Kita adalah anomali
Kita adalah dua kutub medan magnet
Kita adalah asam dan basa
Ayo bertemu di antaranya, temukan pelarutnya
Kita harus mencoba walau tak tau bagaimana memulainya

Walau memakan waktu yang lama, yakinlah kau tetap satu-satunya
Meski tak kita utarakan, percaya kita indah begini adanya
Kau masih primadona, aku tak akan mengungkapkannya, cukup rasakan saja

Ini surat cinta, usaha terbaik untuk aku bisa mengatakan kau mengisi bagian indah di sana
Kau tau kan dimana?

06.07.15-23:38

(Ini adalah halaman tak bertuan, saya ingin menumpang menumpahkan kepenatan. Saya tiba pada jurang waktu yang menuntut tanggung jawab sebagai seseorang yang dewasa, beban yang begitu berat dan menyiksa sebagai resiko bagi pilihan hidup. Saya menjadi begitu perasa, sensitif tak terkendali, emosi pasang dan surut. Saya merasa begitu lelah dan ingin menyerah.

Saya tipe pencerita dalam kehidupan nyata, cerita apa saja yang terlihat bahagia. Namun saya tak berbagi cerita sesungguhnya, sejujurnya tentang yang saya rasa. Jadi kepada kamu taman kata pada halaman tanpa kepemilikan, saya akan mencoba jujur, karena katanya manusia butuh pelepasan untuk mendapatkan kelegaan.

Ini adalah masa saya menyesal menjadi dewasa, saya rindu masa saat saya tidak suka tidur siang, matematika adalah hal yang dibenci, sesederhana itu. Saya menyadari tak benar-benar bahagia atas pilihan yang saya ambil, namun terlalu terlambat untuk menyesalinya. Apa yang membuat saya tetap bertahan? Mereka, orang-orang yang mengasihi saya tanpa syarat, menjadi sosok pertama yang akan menangis saat saya tersesat, menjadi yang memeluk paling erat saat saya sekarat, mendoakan tiada henti bagi kebahagiaan saya, mereka yang belum saya bahagiakan. Saya ingin menjadi alasan bagi mereka untuk tersenyum selebar mungkin dan membuktikan mereka hebat melalui saya. Alasan sederhana, namun sulit sekali. Keadaanya sangat tak berkompromi, saya tersedak karena terlalu tersesak.
Saya sungguh ingin bertahan, namun ini terlalu penat. Saya tersiksa hingga hati begitu mati rasa. Saya tak benar-benar mencintai apa yang saya jalani, bila saya mencintai,  saya tak akan semenderita ini. Namun saya menyadari bahwa apa yang membuat saya bahagia adalah melihat mereka yang mencintai saya bahagia. Maka saya bertahan. Sakit tak mengapa, asal mereka bahagia. Kepada mereka yang tidak pernah meminta banyak,  saat ini saya akan memberikan segalanya.

Mereka tak pernah mendengarnya langsung dari saya, tentang betapa mereka begitu saya cinta, saya bukan tipe seperti itu. Terima kasih telah menjadi alasan saya untuk bertahan. Saya yakin Tuhan mencintai saya karena kebaikan hati kalian.

Tentang tulisan di atas, boleh diabaikan karena beberapa bagian tak berisi kebenaran. Tetapi bila tak sengaja kamu menjelajah dan membaca ini, saya akan memberikan lelucon tentang bulan kelahiran saya , saya lahir di bulan januari sama seperti nama saya. Bila kamu memahaminya, maka kamulah orangnya, yang saya rindukan. Itu lelucon kita terhebat sepanjang masa, kamu begitu menggemaskan. Kamu lima huruf dimulai dari abjad ke enam, temukan saya.)

 
 
Copyright © Cerita Senja, Langit, dan Senyuman
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com