2013/10/10

You, Take The Wheel

Aku mulai ragu pada hatiku yang mudah tertiup angin, cepat mengubah arah kemudi.
Kapalku gamang, nakhodaku kuat-awak ku penuh keraguan, aku tak sampai tujuan.
Aku memulai di timur, berharap bertemu barat, akhirnya berlabuh di tenggara.
Berbeda dengan tubuhku, jalang-menantang, bahkan topan tak menentang-tak goyang!
Tapi mungkin sudah semestinya begitu, ada yang kuat untuk menyamarkan yang lemah.
Atau yang kuat berkorban untuk yang lemah?
Tapi haruskah aku menyalibkan Tuhanku, lagi? Untuk yang kedua, ketiga, keribuan kalinya? Tidak!
Tubuhku mungkin kuat, namun aku tak harus kuat untuk dapat menyembuhkan luka paku pada tangan dan kaki-Mu, perih duri pada dahi-Mu, rasa mati pada lambung-Mu.
Aku tak perlu pengakuan manusia, yang entah dengan barometer apa, mereka menganggap aku yang tak bersekutu, tak mengenal-Mu.
Engkau yang tau hatiku, Kau tau aku punya caraku.
Bukan dengan mulut berbusa kuat lantang menyerukan 'AKU MENCINTAI TUHAN!' , namun dengan hati lemah, sambil menutup seluruh indra, tanpa suara berdoa 'terimakasih, aku mengasihiMu..'
Engkau bahkan menerima persembahanku yang bahkan tak bernilai jutaan, hanya beberapa keping recehan.
Tuhan tau caraku. Aku meyakini itu.

Tak akan ada lagi salib bagiMu, berlayarlah bersamaku, jadilah nahkodaku, ambil kemudi.
Tenangkan angin. bawa aku kemana saja, ke ujung laut yang tak kuketahui batasnya.
Tak harus ke barat, bahkan jika Kau menghendaki kembali dan berlabuh ke timur lagi, baiklah, itu otoritas-Mu.
Kusediakan minyak terbaikku, kuusapkan di kakiMu.

Bilapun tubuhku kan lemah, aku tau hatiku sudah menjadi kuat.
Biarlah akhirnya aku berpesta dan penuh tawa, berakhir tepat pada tempatku seharusnya berada.
Karena tak perlu raga, untuk mencapai surga.




(11.10.13-00.48_ A fool also is full of words-Ecclesiates 10:14)
 
 
Copyright © Cerita Senja, Langit, dan Senyuman
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com