2015/05/25

Segaris Rindu Untuk Sahabat



Saat ini dalam lamunan terbesarku, memelukmu menjadi angan yang pasti akan melukiskan senyuman
Hari ini saat pesan yang datang bahkan bukan darimu, mengirimkan satu untukmu adalah bahagia yang selalu kutunggu
Kamu kudeskripsikan dengan kata rindu, karena belum kutemukan yang lebih dalam dari itu
Jangan selalu mencurigaiku karena begitu mencintaimu, tenanglah...aku masih suka pria, jangan bilang kau melupakan semua cerita-ceritaku

Aku mengenalmu hingga lebih dari sembilan kali bumi berevolusi pada matahari, hitung saja berapa luas tanah berjejak langkah kaki kita
Kamu mengisi memoriku dengan ribuan haru, milyaran tawa dan lebih dari lima juta trilyun rasa malu, aku tak pernah menemukan alasan mengapa bisa bertahan
Kamu membuatku penuh, kamu menemaniku membunuh waktu, kamu menjadi sumber perut buncit dan dompet kosongku,
namun aku tak pernah bisa berhenti mencari dan mencuri waktu untuk bertemu denganmu

Dalam jauhnya jarak,  kita sering bercerita
Bukan sesuatu yang penting namun selalu diulang hingga telinga meleleh dan terasa aneh

Hei..kamu dengan hutang-hutangmu, bagaimana aku tak pernah bisa marah dan menolakmu? segera kembalikan, yang terakhir seingatku dua ribu.
Terimakasih karena menjadi pasukan siap tempur, berjuang di garis terdepan bersamaku. Jangan pernah bosan menerimaku sebagai tamu di rumahmu,
menghabiskan selusin teh botol sosro
Bagaimana salut tak pernah kuucap melihatmu berjuang lulus pada ujian hidupmu, menjadi saksi dari sikap tegarmu melawan sedih dan bebanmu

Kamu dengan tubuh gendut dan sifat narsismu, bagaimana aku bisa selalu tahan malu saat bersamamu?
Bagaimana puji tak pernah kuberi melihatmu yang selalu bekerja keras di masa mudamu, selalu ceria dalam sedih yang tak pernah kutahu,
segeralah menjilid buku kisahmu dengan sang Romeo, kesempatan menjadi Juliet tak datang dua kali. Tenang saja, kali ini aku tak akan menjadi rivalmu

Dan kamu dengan kekasih dan teman-teman barumu, bagaimana kecewaku dapat kutelan lagi saat mengingatmu?
Bagaimana akhirnya kamu mampu menemukan sosok baru dalam asingnya duniamu, dicintai dengan cara yang tak pernah kuberi,
bertahan di dalam sepi yang tak pernah kumiliki. Tak pernah kuutarakan, tapi aku cemburu. Tak bisakah lagi kau sedikit peduli?
Namun percayalah, saat bahagia kau rasa, disitu teriring doa dariku

Segaris rindu, sahabatku... Awal yang tepat untuk kita membingkai lukisan abstrak yang diciptakan waktu

Jangan sebut aku galau karena menuliskan ini untukmu, katakan bahwa kamu juga merindukanku...
Terima kasih karena sudah tumbuh dewasa bersamaku...
Kamu bukan cuma sekedar orang biasa yang aku jumpa, untuk kemudian terlupa...
Aku selalu mencintai dan merindukan kamu, dan kamu, juga kamu...

Segaris rindu, sahabatku... Akhir yang belum pernah kita tau...
Akankah hanya tetap rindu, atau diijinkan bertemu...

(Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni, dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu - Hujan Bulan Juni,  Sapardi Djoko Damono)
 
 
Copyright © Cerita Senja, Langit, dan Senyuman
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com