2012/05/15

Belum Saatku Tersenyum

Sesaat aku terbawa emosi
Namun aku belum menyesali
Belum.
Mungkin nanti
Atau esok
Atau entah kapan saat hatiku terasa lebih lega.

Manusia lain tak akan paham
Walau sedikit paham, namun tak seperti makna paham yang kumaksudkan, mereka cuma sekedar mengerti.

Maka aku lebih memilih untuk berdiskusi dengan hatiku.
Aku yang paham akan aku dan perasaanku, maka aku diam pada manusia, berceloteh dalam pikirku sendiri.

Sesaat aku mengutuki kesal yang merasukiku, namun aku tak berdaya. Suntikan penyesak dada sudah mengaliri seluruh darahku, dan lakuku didayung kesalku.

Aku ingin kembali tersenyum, senyum indah yang seperti biasa ku pamerkan pada sang langit. Namun ini sudah terlalu larut, mungkin langit kekurangan cahaya untuk menyunari wajahku dan melihat senyumku.
Selain itu, aku belum ingin tersenyum.
Belum saatnya.

Aku masih belum bisa berdamai dengan aku, hatiku, pikirku, perasaanku, rasa kesalku.

Maka aku masih akan begini.






Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
Copyright © Cerita Senja, Langit, dan Senyuman
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com