Ini ceritaku dikala senja.
Gerimis.
Aku termenung dibalik kaca mobil, teringat sesuatu,bukan..maksudku seseorang. Seseorang?bukan, aku bahkan tidak mengenalnya, aku hanya sekilas melihat, beberapa detik memandang, beberapa menit memperhatikan, namun berjam-jam memikirkan sesuatu akan dirinya. Jadi, mungkin lebih pantas jika dia disebut 'sesosok' daripada seseorang.
Sosok itu muncul di waktu yang tepat, ya..T.E.P.A.T. Seorang pria, mungkin belasan tahun, atau baru memasuki umur 20han, entahlah..aku tak tahun cara memperkirakan umur seseorangn lagipula itu tidak penting.
Saat itu aku sedang ..aku bahkan tidak mengingat apa yang sedang kulakukan saat itu rasanya semua energi dan memoriku tersedot habis olehnya. Mungkin saat itu aku sedang menunggu seseorang, di tengah suasana ramai, aku melihat banyak sekali orang yang berlalu-lalang. Normal. Tidak ada yang spesial. Lalu dia muncul entah darimana berdiri tepat di seberangku, biasa saja. Orang asing yang seperti sedang menunggu seseorang. Ya, dia terlihat biasa saja hingga ada momen dimana dia membentuk sebuah lengkungan kecil di bibirnya. Sungguh manis. Dan selanjutnya, aku takbisa menghentikan mataku untuk terus melihat lengkungan kecil itu. Rasanya lengkungan kecil itu sungguh pantas untuk selalu melengkung dan tidak kembali datar.
Semua berawal dari senyum manisnya yang kukagumi. Lalu dia yang biasa saja mulai terlihat sedikit berbeda, jadi lebih spesial. Namun aku tidak peduli dia siapa atau bagaimana, yang kutahu hanyalah, aku melihat sesuatu yang indah di lengkungan itu, seperti tersihir.
Lalu lengkungan itu kembali menjadi datar
Beberapa saat kemudian, lengkungan itu kembali muncul di bibirnya. Spertinya orang yang ditunggunya sudah datang. Aku sungguh iri pada orang itu, karena lengkungan itu ditujukan padanya. Lalu mereka pergi. Sosok itu pergi. Lengkungan indah pun berlalu. Namun, aku masih terpaku mengagumi.
Aku selalu mengagumi senyuman, merasa bahagia jika melihatnya. Namun, dia tetaplah sosok asing yang tidak ku kenal. Aku berharap dapat melihat lengkungan yang sama indahnya seperti yang dia miliki, tidak harus dari dirinya, aku berharap melihatnya dari orang lain. Mungkin dari seseorang yang kukenal, sehingga aku bisa melihat lengkungan indah sepuas hatiku, tanpa takut harus kehilangan.
0 komentar:
Posting Komentar